NEWS
Warga Cinere Tutup Paksa TPA Liar, Tuntut Penanganan Serius dari Pemerintah

“Ini sangat merugikan kami sebagai warga. Kami siap mengambil langkah hukum jika penutupan kali ini tidak berhasil,” tambahnya.
Warga berharap pihak berwenang segera merespons dengan serius dan memastikan TPA liar tersebut tidak beroperasi lagi untuk menjaga kesehatan dan kenyamanan mereka.
“Kami tidak ingin ada lagi pembukaan TPA ini. Semoga kali ini penutupan ini bersifat permanen,” tegas Rizki.
Sementara itu, Doddy Ariawanto ketua RT 05/05 Limo mengatakan, rata – rata yang memprotes adalah penghuni perumahan di sekitar TPA.
“Setidaknya ada tujuh hingga delapan perumahan yang terdampak oleh TPA liar ini. Saya juga merasakan bau busuknya, sampai-sampai sulit bernapas,” ungkapnya.
Baca Juga : Cut Intan Nabila Trauma Usai Jadi Korban KDRT Suami
Jayadi selaku pihak pengelola TPA mengatakan, tanah tersebut bukanlah milik PT. Megapolitan melainkan tanah garapan sehingga menurutnya tidak terjadi masalah dengan keberadaan TPA selama ini.
“Pertama ini kan tanah diklaim milik PT. Megapolitan, kata Megapolitan dan ini bukan tanah Megapolitan makanya saya ingin bicara dengan legal, ungkapnya.
Warga dari beberapa perumahan seperti Griya Cinere 2, Panorama, BCI, dan Graha sempat terlibat dalam ketegangan dengan pengelola TPA yang tidak berizin tersebut. Pertikaian hampir tak terhindarkan ketika pihak pengelola bersikeras mempertahankan TPA yang dianggap merugikan warga sekitar.
Dengan penutupan paksa ini, warga ingin ketegasan pemerintah untuk menyelesaikan masalah yang telah berlarut-larut ini demi kenyamanan masyarakat sekitar.