NEWS
Etanol, Bahan Bakar Lama yang Butuh Keberanian Baru

Jakarta,- Di tengah isu kenaikan harga energi global dan dorongan untuk menekan emisi karbon, pemerintah Indonesia kembali menggulirkan wacana pencampuran etanol ke dalam bahan bakar minyak (BBM). Kebijakan ini menjadi langkah strategis untuk mengurangi ketergantungan impor dan mempercepat transisi energi nasional. Namun, muncul polemik karena kebijakan impor BBM satu pintu melalui Pertamina ditolak sebagian pelaku usaha swasta, sementara masyarakat masih meragukan keamanan BBM ber-etanol bagi kendaraan mereka.
Kebijakan Satu Pintu dan Kekhawatiran yang Tak Perlu
Kementerian ESDM kini mendorong implementasi BBM ber-etanol E10, yakni campuran 10 persen etanol dan 90 persen bensin, dengan Pertamina sebagai operator utama. SPBU swasta yang ingin menjual BBM jenis ini wajib membeli pasokan dari Pertamina. Kebijakan ini memicu penolakan di kalangan pengusaha SPBU yang menilai skema tersebut berpotensi menurunkan kualitas produk dan kepercayaan konsumen. Mereka khawatir campuran etanol 3,5 persen pada BBM impor Pertamina akan memengaruhi performa mesin kendaraan.
Baca Juga : PM Malaysia Anwar Ibrahim Kunjungi Timor-Leste Jelang KTT ASEAN ke-47
Padahal, laporan CNN Indonesia (7/10/2025) menunjukkan bahwa penggunaan etanol dalam bensin sudah lazim di banyak negara. Kendaraan modern bahkan kompatibel dengan bahan bakar E10 hingga E20.
Dunia Sudah Melaju, Indonesia Masih Menunggu
Ketika publik masih berdebat soal “baru atau tidaknya” etanol, banyak negara telah melangkah lebih jauh. Berikut perbandingannya:
Negara | Persentase Etanol | Kebijakan/Regulasi Utama |
---|---|---|
Brasil | 27%–100% | Program Proálcool (1975) |
Amerika Serikat | 10%–85% | Renewable Fuel Standard (RFS) |
Uni Eropa | 5%–10% | Renewable Energy Directive II (RED II) |
Australia | 10% | Biofuels Mandate (NSW, QLD) |
Thailand | 10%–85% | Alternative Energy Development Plan (AEDP) |
India | 10%–20% | National Policy on Biofuels 2018 |
Indonesia | 5%–10% | Permen ESDM No. 12 Tahun 2015 |
Data tersebut membuktikan bahwa etanol bukanlah hal baru dalam industri BBM global.