NEWS
CEO Mentorship Bersama Gunadarma Jawab Tantangan Industri Melalui Platform Kedaireka

Menemukan Solusi Inovatif untuk Menjawab Tantangan Industri melalui Platform Kedaireka
Dengan mengusung tema Menemukan Solusi Inovatif untuk Menjawab Tantangan Industri melalui Platform Kedaireka, CEO Mentorship 2024 menggarisbawahi pentingnya kerja sama lintas sektor dalam menghadapi tantangan industri di Indonesia melalui Program Dana Padanan (PDP) Kedaireka.
PDP dapat dianggap sebagai cerminan komitmen untuk meningkatkan efektivitas dan kejelasan pelaksanaan program serta kebermanfaatan rekacipta yang dihasilkan. Revitalisasi platform kedaireka.id dan penyesuaian program ekosistem Kedaireka menjadi fokus utama untuk memperbaharui infrastruktur serta proses dalam mendukung kolaborasi antara perguruan tinggi dan industri.
Melalui Kurasi Kreasi Reka, peta kolaborasi dan inovasi dari insan akademik dan dunia industri akan semakin jelas tergambar. Keberadaan Kurasi Reka menjadi langkah penting dalam memastikan kualitas inovasi yang dihasilkan dalam program ini, dan pada akhirnya akan menjadi indikator keberhasilan Ditjen Dikti Ristek dalam menjembatani kolaborasi perguruan tinggi dan industri yang berkesinambungan.
Komersialisasi Mendukung Industri Hilir
Tim Ahli PDP 2024, Lilis Nuraida mengungkapkan, meski terdapat beberapa pembaruan, program dana padanan 2024 memiliki misi yang tetap sama dari sebelumnya, yakni hilirisasi hasil hasil riset para peneliti di perguruan tinggi untuk selanjutnya bisa dikomersialisasikan yang dapat mendukung industri hilir. Selain itu, program ini penting juga sebagai sarana hilirisasi kepakaran para peneliti di perguruan tinggi.
“Sejak 2023, program ini lebih dipertajam lagi yang dibagi ke dalam dua skema besar; skema A untuk hilirisasi produk dan hilirisasi kepakaran, dan skema B untuk pemberdayaan masyarakat. Pada 2024, skema ini dipertajam dan mulai dimungkinkan untuk skema multi-tahun untuk hilirisasi. Sementara untuk skema pemberdayaan masyarakat hanya dapat satu tahun,” beber Lilis Nuraida.
Sementara itu, Perwakilan Insan Perguruan Tinggi – ITB, Sarwono Sutikno menyoroti, hal terpenting dari menerima program kolaborasi dengan industri ini, adalah terjadinya sharing knowledge. Jadi kolaborasi ini tidak hanya menguntungkan bagi industri saja, tetapi juga sangat bermanfaat untuknya.
“Misalnya, ide besar kami adalah membawa proses pengerjaan printed circuit boards assembly (PCBA) yang dilakukan di luar, dapat dilakukan di Indonesia. Meski kami memiliki kepakaran, namun kami terbiasa menyolder kurang lebih 10 komponen saja. Untuk pengerjaan PCBA, kami harus bisa menyolder sekitar 1700 komponen yang skalanya hanya tersedia di industri. Pada akhirnya kami di ITB belajar juga dari industri,” tandas Sarwono Sutikno.
Baca Juga : Tiktoker Jepang Asahina Mana Beri Bantuan Untuk Korban Kecelakaan Bus Ciater